Profil Desa Gunungtajem
Ketahui informasi secara rinci Desa Gunungtajem mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menjelajahi Desa Gunungtajem, pusat kerajinan bambu dan pertanian di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat. Temukan potensi wisata alam Ranto Canyon, keunikan budaya Sunda Brebes dan geliat ekonomi masyarakat di tengah lanskap pegunungan yang mempesona.
-
Pusat Kerajinan Bambu
Desa ini merupakan salah satu sentra utama kerajinan anyaman bambu di Kecamatan Salem, dengan keahlian yang diwariskan secara turun-temurun
-
Gerbang Wisata Ranto Canyon
Lokasinya menjadi akses utama menuju destinasi wisata petualangan Ranto Canyon yang menawarkan keindahan ngarai dan aktivitas susur sungai
-
Enklave Budaya Sunda
Gunungtajem adalah bagian dari wilayah unik di Jawa Tengah di mana masyarakatnya menggunakan Bahasa Sunda Brebes dalam kehidupan sehari-hari, melestarikan identitas budaya yang khas

Terletak di ujung paling barat Kecamatan Salem, Desa Gunungtajem merupakan sebuah entitas unik di Provinsi Jawa Tengah. Desa ini menjadi gerbang perbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap di sisi barat, sekaligus menyentuh sebagian kecil batas Provinsi Jawa Barat. Berada di tengah lanskap pegunungan yang memukau, Gunungtajem tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menyimpan potensi ekonomi dan kekayaan budaya yang khas, menjadikannya salah-satu titik penting di wilayah selatan Kabupaten Brebes.Dengan topografi berbukit, desa ini secara alami membentuk corak kehidupan masyarakatnya. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan keahlian turun-temurun dalam kerajinan anyaman bambu. Keunikan desa ini semakin terasa kental dengan digunakannya Bahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari, sebuah anomali linguistik yang menarik mengingat posisinya di Jawa Tengah. Fenomena ini menjadikan Gunungtajem sebagai bagian dari kantong budaya Sunda yang hidup dan lestari di tanah Jawa.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Gunungtajem secara geografis terletak di kawasan dataran tinggi yang dikelilingi perbukitan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi Kecamatan Salem Dalam Angka, luas wilayah Desa Gunungtajem mencapai 9,57 kilometer persegi atau 957 hektare. Sebagian besar lahan, yaitu 911 hektare, merupakan lahan bukan sawah yang terdiri dari tegalan, kebun, dan hutan rakyat. Sisanya, seluas 46 hektare, dimanfaatkan sebagai lahan persawahan.
Letaknya yang strategis di perbatasan menjadikan desa ini memiliki aksesibilitas yang terus berkembang. Batas-batas wilayahnya meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Gunungjaya
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Indrajaya
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Sadabumi, Kabupaten Cilacap
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Sadahayu, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap
Menurut data Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Desa Gunungtajem tercatat sebanyak 1.092 jiwa. Dengan luas wilayah 9,57 km², kepadatan penduduk desa ini berada di angka sekitar 114 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan wilayah yang relatif tidak padat, dengan pemukiman yang tersebar dan dikelilingi oleh lahan pertanian serta hutan. Seluruh masyarakat Desa Gunungtajem memeluk agama Islam, yang nilai-nilainya menyatu dengan adat dan budaya lokal.
Tulang Punggung Ekonomi: Pertanian dan Anyaman Bambu
Perekonomian Desa Gunungtajem ditopang oleh dua sektor utama, yakni pertanian dan industri kerajinan rumah tangga. Kondisi alam yang subur menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Selain padi yang ditanam di area persawahan, komoditas hasil kebun menjadi andalan, seperti buah-buahan berupa durian, nangka, dan pisang. Di beberapa wilayah di Kecamatan Salem, termasuk di sekitar Gunungtajem, kopi jenis robusta juga mulai dikembangkan, memberikan alternatif komoditas bernilai ekonomi tinggi bagi para petani.
Namun identitas ekonomi desa yang paling menonjol ialah kerajinan anyaman bambu. Desa Gunungtajem dikenal sebagai salah satu sentra produksi anyaman bambu di Kecamatan Salem. Hampir di setiap sudut desa, dapat dijumpai warga, dari remaja hingga orang tua, yang terampil mengubah bilah-bilah bambu menjadi berbagai produk fungsional dan bernilai seni.
Berbagai macam produk dihasilkan dari tangan-tangan terampil para pengrajin, di antaranya adalah cepon (bakul nasi), tampah (nampan bambu), ayakan (saringan), kipas, hingga berbagai perabotan rumah tangga lainnya. Ketersediaan bahan baku bambu yang melimpah di sekitar desa menjadi faktor pendukung utama keberlangsungan industri ini. Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan kerajinan ini masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal inovasi desain, pemasaran yang lebih luas, dan regenerasi pengrajin muda agar warisan keahlian ini tidak tergerus zaman.
Seorang pengelola wisata di Kecamatan Salem pernah menyoroti bahwa potensi kerajinan bambu dari Gunungtajem belum tergarap secara maksimal. Distribusi produk yang masih terbatas menjadi salah satu kendala utama. Inisiatif untuk membangun galeri khusus yang menampung dan mempromosikan produk unggulan khas Salem, termasuk anyaman dari Gunungtajem, menjadi sebuah gagasan strategis untuk mengangkat potensi ini ke level berikutnya.
Potensi Pariwisata yang Memesona: Ranto Canyon
Nama Desa Gunungtajem tidak dapat dipisahkan dari salah satu destinasi wisata alam paling menantang di Kabupaten Brebes, yaitu Ranto Canyon. Objek wisata ini sejatinya terletak di aliran Sungai Windusari yang membelah tebing-tebing tinggi, dan secara administratif berada di perbatasan antara Desa Gunungtajem dan Desa Winduasri. Ranto Canyon sering dijuluki sebagai "Grand Canyon Mini" versi Brebes karena menyajikan pemandangan ngarai yang spektakuler dengan tebing batu setinggi 15-20 meter.
Wisata andalan di Ranto Canyon yaitu body rafting atau susur sungai. Pengunjung akan diajak menyusuri aliran sungai sepanjang kurang lebih 769 meter, melewati jeram-jeram ringan, berenang di air yang jernih, dan menikmati keindahan air terjun yang mengalir di sela-sela tebing. Pengalaman ini menawarkan perpaduan antara wisata petualangan yang memacu adrenalin dengan relaksasi di tengah alam yang asri dan belum banyak terjamah.
Keberadaan Ranto Canyon memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar. Munculnya para pemandu wisata lokal, penyewaan pelampung dan helm, serta warung-warung kecil di sekitar lokasi menjadi sumber pendapatan baru. Dengan pengelolaan yang semakin profesional dan promosi yang gencar, Ranto Canyon memiliki potensi besar untuk menjadi ikon pariwisata utama yang tidak hanya mengangkat nama Gunungtajem, tetapi juga Kecamatan Salem dan Kabupaten Brebes secara keseluruhan.
Kehidupan Sosial dan Budaya Sunda yang Kental
Salah satu ciri khas yang paling mendefinisikan Desa Gunungtajem dan Kecamatan Salem pada umumnya adalah identitas budayanya. Meskipun secara administratif merupakan bagian dari Jawa Tengah yang identik dengan budaya dan bahasa Jawa, masyarakat di sini justru merupakan penutur aktif Bahasa Sunda. Dialek yang digunakan dikenal sebagai Sunda Brebes, yang memiliki beberapa kekhasan kosakata dan intonasi dibandingkan dengan Bahasa Sunda Priangan.
Keberadaan komunitas Sunda ini merupakan warisan sejarah panjang dari pengaruh kerajaan-kerajaan Sunda di masa lampau. Naskah kuno Bujangga Manik dari abad ke-16 telah mencatat wilayah ini sebagai bagian dari jalur perjalanannya. Hingga kini, identitas kesundaan tersebut terus dijaga dan dilestarikan.
Kehidupan sosial masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kesederhanaan, religiusitas, dan kebersamaan. Semangat gotong royong masih sangat kental terasa dalam berbagai aktivitas komunal, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan hingga membantu sesama warga yang sedang memiliki hajatan atau tertimpa musibah. Sebuah ungkapan lokal di desa tetangga yang menggambarkan kuatnya ikatan sosial ini berbunyi, "Era engke mun panggih di jalan, lamun teu ka ajak mah," yang berarti "Malu nanti kalau bertemu di jalan, jika tidak ikut membantu." Prinsip ini juga hidup dalam keseharian masyarakat Gunungtajem.
Infrastruktur dan Pemerintahan Desa
Pembangunan infrastruktur, terutama akses jalan, menjadi kunci untuk membuka keterisolasian dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memberikan perhatian khusus pada perbaikan ruas jalan Salem yang rawan longsor. Pembangunan dan relokasi jalan yang lebih lebar dan kokoh tidak hanya menjamin kelancaran transportasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Warga di sepanjang jalan baru, termasuk yang mengarah ke Gunungtajem, mulai mendirikan warung-warung yang melayani para pengguna jalan, menandakan geliat ekonomi yang positif.
Di tingkat desa, pemerintahan dijalankan berdasarkan Undang-Undang Desa. Adanya dokumen seperti Peraturan Desa (Perdes) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) menunjukkan bahwa mekanisme perencanaan dan pengelolaan keuangan desa telah berjalan. Melalui APBDes, pemerintah desa mengalokasikan dana untuk berbagai program pembangunan, mulai dari infrastruktur dasar, pemberdayaan masyarakat, hingga pembinaan sosial dan keagamaan.
Di sektor pendidikan, di Desa Gunungtajem terdapat satu lembaga pendidikan dasar, yaitu SD Negeri Gunungtajem yang beralamat di Jalan Astana Panjang. Keberadaan sekolah ini menjadi pilar utama dalam pemenuhan hak pendidikan dasar bagi anak-anak di desa tersebut. Untuk layanan kesehatan, masyarakat umumnya mengakses pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang berada di pusat kecamatan atau fasilitas kesehatan terdekat lainnya.
Tantangan dan Masa Depan
Seperti desa-desa lain di wilayah pegunungan, Desa Gunungtajem menghadapi tantangan tersendiri. Risiko bencana alam seperti tanah longsor, terutama saat musim hujan, menjadi perhatian utama. Selain itu, optimalisasi potensi ekonomi, khususnya kerajinan bambu, memerlukan pendampingan yang berkelanjutan. Peningkatan keterampilan dalam desain produk, manajemen usaha, dan akses pemasaran digital menjadi kunci agar produk anyaman bambu Gunungtajem dapat bersaing dan menembus pasar yang lebih luas.
Di sektor pariwisata, pengembangan Ranto Canyon perlu diiringi dengan peningkatan kesadaran akan kelestarian lingkungan (ekowisata) dan peningkatan kualitas sumber daya manusia lokal sebagai pelaku pariwisata. Keterlibatan aktif pemerintah desa, kabupaten, dan komunitas lokal menjadi prasyarat untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.
Dengan fondasi budaya yang kuat, kekayaan alam yang melimpah, dan semangat masyarakat yang tangguh, Desa Gunungtajem memiliki prospek cerah. Sinergi antara pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal, pelestarian budaya Sunda yang unik, dan pembangunan infrastruktur yang merata akan menjadi motor penggerak yang membawa Desa Gunungtajem menuju kemandirian dan kesejahteraan.